Minggu, 26 Oktober 2008

Ayo, Geliatkan komunitas literasi lokail?!

Ayo, Geliatkan Komunitas Literasi Lokal?!

Oleh: Gatot Aryo


Selama ini geliat komunitas literasi lokal ditingkat nasional amat sangat memprihatinkan. Ruang media nasional yang mengakomodir apresiasi karya penulis-penulis lokal sangat kecil, persaingan karya-karya yang masuk ke media nasional hampir selalu didominasi oleh penulis-penulis beken Ibukota, dari komunitas sastra yang memiliki akses media kuat dengan warna sastra yang hampir beragam baik secara idealisme maupun mainstreamnya.

Ketika hal itu bergulir terus menerus, ada kesan karya literasi Indonesia hanya di dominasi oleh komunitas literasi tertentu yang elit, bermodal besar, punya akses kuat media-media nasional, juga akses komunitas literasi internasional. Akibatnya muncul semacam dekadensi kultural dalam sastra kontemporer Indonesia. Karena ada sebuah dominasi komunitas sastra tertentu, yang secara tak sadar malah menghilangkan warna sastra lokal dengan dominasi warna sastra global.

Dari Sabang sampai Merauke Indonesia memiliki beragam kebudayaan. Dan setiap daerah memiliki tradisi literasi yang telah berkembang secara turun menurun. Tradisi inilah yang perlu dijaga oleh komunitas literasi lokal, agar tidak tidak tergerus oleh banjir literasi global, yang selama ini telah membajiri media-media nasional. Jangan hanya karena alasan trend, mainstream, hingga komersil, sebuah tradisi literasi lokal yang banyak mengajarkan moralitas dan kearifan, harus tergerus oleh literasi global yang cenderung mentuhankan kebebasan dan amoral.

Pertengaan tahaun 2007 penulis pernaha hadir dalam sebuah acara yang mengumpulkan sastrawan-sastrawan lokal dari seluruh Indonesia di Rumah Dunia, Serang Banten Bertajuk ”Ode Kampung 2”. Ada sekitar 60 komunitas sastra lokal dari Aceh hingga Lombok berkumpul, dan kebanyakan dari mereka adalah komunitas literasi lokal yang miskin perhatian media nasional.

Padahal produk literasi yang mereka hasilkan, tak kalah berkualitas baik dari segi estetik maupun filosofis. Karena itu amat sangatlah penting komunitas literasi lokal, menciptakan media alternaltif sendiri untuk mempublikasikan karya-karya di tingkat lokal. Atau media-media nasional harus mulai awarness, pentingnya memberi ruang publikasi bagi apresiasi karya literasi lokal. Penggiat komunitas literasi lokal harus produktif berkarya, untuk terus menyemarakkan kembali literasi nasional dengan warna lokal. Agar dominasi literasi lokal ditingkat nasional lebih kuat di bandingkan karya-karya literasi bernuansa mainstream global.


Kebangkitan Penulis Lokal

Komunitas literasi ditingkat lokal harus berperan aktiif, untuk menggeliatkan minat masyarakat lokal, untuk membaca dan menulis karya literasi yang megispirasi, menggambarkan dan menyuarakan nilai-nilai tradisi lokal. Komunitas lokal harus yang menjadi pionir perubahan bagi penulis-penulis lokal agar mampu menyemarakkan karya-karya ditingkat nasional.

Negeri ini masih sangat mendambakan penulis-penulis kaliber Umar Kayam yang mampu menggambarkan realitas masyarakat Indonesia ditingkat nasional. Atau penulis fiksi sejarah sehebat Pramudya Ananta Noer yang begitu dalam menceritakan masalah sosial di tingkat lokal dengan segala bentuk kompleksitasnya. Atau juga asal Bangka Belitung yang novelnya sedang populer. Andrei Hirata, dengan novel berjudul Laskar Pelangi, ia bercerita tentang kisah anak-anak misin di Belitung yang berjuang keras untuk pendidikannya. Selain masalah sosial yang ia alami, Andrei juga berhasil menggambarkan realiatas kehidupan masyarakat Belitung.

Ini membuktikan karya literasi lokal, bukan karya kacangan, tak bermutu, amoral, kolot, apalagi tidak komersil. Buktinya karya literasi lokal ala bangka Belitung tersebut mampu menjadi novel yang paling laris di pasaran, hingga cerita novel tersebut diangkat ke layar lebar pun, filmnya laris di pasaran.

Indonesia masih membutuhkan banyak sekali, karya-karya penulis lokal yang mampu menembus pasar nasional bahkan internasional. Penulis yang dari daerah yang mampu mengangkat nilai-nilai lokal yang arif dan bermoral, menyuarakan persoalan-persoalan sosial di tingkat lokal yang selama ini tak terjamah, juga mampu mempromosikan tradisi literasi literasi lokal agar tetap lestari, dan mampu bersaing dengan dengan karya-karya bernuansa literasi global.

Disini peran komunitas literasi lokal sangat penting, untuk membangkitkan motivasi penulis-penulis lokal untuk berkarya ditingkat nasional. Hingga komunitas literasi lokal mampu menghasilkan warisan literatur sejarah karya penulis lokal yang mampu menggambarkan kondisi sosial budaya lokal di Zamannya. Literatur tersebut bisa menjadi dokumentasi sejarah, yang nilai-nilai filosofi didalamnya dapat bermanfaat bagi generasi muda di masa yang akan datang.

Memajukan Peradaban Dengan Menulis

Indikator kemajuan peradaban ada empat. Pertama, kemampuan mendengar. Kedua, kemampuan bicara. Ketiga, kemampuan membaca. Keempat, kemampuan menulis. Artinya menulis adalah kemampuan tertinggi yang menentukan kemajauan sebuah bangsa dengan peradabannya. Semakin tinggi minat membaca dan menulis sebuah Bangsa, maka semakin tinggi pula tingkat kemajuan peradabannya.

Peranan komunitas literasi lokal, dalam memajukan peradaban ditingkat lokal sangat fundamental. Kalau minat membaca masyarakat lokal tinggi, maka otomatis dampaknya ditingkat nasional akan terasa. Gerakan komunitas literasi ditingkat lokal akan mendorong selangkah lebih maju peradaban sebuah Bangsa. Bangsa yang memiliki peradaban tinggi adalah Bangsa yang minat membaca dan menulis masyarakatnya tinggi, artinya kemajuan komunitas literasi lokal memiliki hubungan linier dengan kemajuan peradaban Bangsa.

Bangsa Indonesia saat ini, harus mulai memfokuskan dan mengembagkan diri pada ekonomi berbasis kreatifitas. Sebab sumber daya alam bisa habis, tapi ide kreatif tak akan pernah habis selama manusia tetap berkarya. Dan media literasi, adalah salah satu media paling efektif untuk mengembangkan industri kreatif.

Kalau Bangsa ini dapat menghasilkan karya-karya kreatif yang memiliki nilai estetika dan filosofis, lalu karya tersebut dapat di nikmati oleh segenap Bangsa ini, bahkan mungkin merambah ke wilayah Internasional. Bukankah hal ini dapat memajukan perekonomian Bangsa.

Dan harapan dan mimpi tersebut dapat direalisasikan, kalau seluruh elemen Bangsa ini mulai menggeliatkan kembali komunitas literasi loakal. Semuanya demi kemajuan karya literasi lokal di tingkat nasional, membangkitkan kejayaan para penulis lokal, juga memajukan Peradaban Bangsa Indonesia.(MERDEKA!!!)

Penulis adalah penggiat dan aktivis Komunitas Coretan
gatotkumuh@yahoo.com
gatotaryo.blogspot.com (non fiksi)
gatotkumuh.blogspot.com (fiksi)
komunitascoretan@yahoogroup.com

Tidak ada komentar: