Minggu, 26 Oktober 2008

Komersialisasi Pemimpin Muda?!

Komersialisasi Pemimpin Muda?!
Oleh: Gatot Aryo


Bangsa Indonesia saat ini memiliki 16000 politisi yang mengisi lembaga Legisatif baik di tingkat nasional maupun Lokal. Kita juga memiliki 460 Bupati dan Walikota yang bercokol di pelosok daerah dari Sabang sampai Merauke. Tapi dari dari ribuan pejabat publik yang menduduki kursi empuk itu, sangat sedikit sekali dari mereka yang benar-benar bekerja keras untuk mensejahterakan rakyat. Malah kerja keras yang terlihat adalah kesibukan kerja untuk mensejahterakan diri sendiri dengan memanfaatkan fasilitas Negara, kalau perlu sampai menyelewengkannya.

Politisi di Negeri ini terlalu banyak yang korups, sampai-sampai KPK dibikin pusing tujuh keliling, karena laporan yang mereka terima tak sebanding dengan kemampuan dalam menangani. Ditengah kerusakan sistem Bangsa akibat prilaku tikus-tikus koruptor yang tak bertanggung jawab. Bangsa ini sesungguhnya sedang haus Pemimpin-pemimpin muda yang bersih, konsisten dan bertanggung jawab.

Kebutuhan tersebut membuat publik berlomba-lomba mencari, merekomendasikan, hingga mencalonkan diri sebagai Pemimpin muda yang revolusioner. Tapi saat media memajangkan figur-figur muda di etalase ranah publik, mucul keraguan kembali apakah figur muda yang minim pengalaman, minim prestasi, dan dukungan massa yang luas ini mampu bergenerasi menjadi Pemimpin-Pemimpin muda baru yang mampu membawa perubahan positif bagi Bangsa.

Peluang Bisnis

Bagi media televisi, kebutuhan akan Pemimpin muda ini membuka peluang bisnis baru, untuk mengemas sebuah program acara televisi yang dapat menjaring, mengkader, dan menguji para Pemimpin muda di hadapan publik, apakah layak calon Pemimpin Bangsa tersebut menjadi the next leader di masa yang akan datang. Sebuah niat yang baik dengan tujuan yang amat sangat mulia, walaupun disisi lain publik juga kembali bertanya. Apakah mungkin sebuah program komersil televisi yang amat sangat mendewakan rating, mampu menghasilkan Pemimpin muda revolusioner, sekaliber Founding Father Bangsa ini.

Soekarno-Hatta menjadi Pemimpin muda revolusioner, karena mereka berjuang dari akar rumput. Membumi di masyarakat, hidup dalam gejolak perang dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangsa. Bahkan saat mereka berjuang, sama sekali tak berfikir untuk menghianati amanat rakyat dengan mengkorupsi uang rakyat.

Sekarang, apakah mugkin sebuah program komersial televisi, dapat memunculkan Pemimpin-pemimpin muda revolusioner seperti para Founding Father Bangsa ini. Jangan sampai, yang muncul nanti hanya Pemimpin muda instan, yang memanfaatkan publikasi media sebagai ajang mencari popularitas. Akhirnya yang muncul adalah Pemimpin muda oportunis, sekedar membangun merek dagang (Brand Image) ketokohan pribadi, untuk di jual di pasar komoditas Bursa Saham Perpolitikan Bangsa ini.

Pemimpin muda karbitan seperti itu, hanya akan menjadi Brutus di tengah kemelut keterpurukan Dunia politik di Negeri ini. Harapan akan Pemimpin muda yang bersih, berprestasi, dan revolusioner ditengah krisis kepemimpinan Bangsa. Malah menjadi regenerasi Pemimpin-Pemimpin muda karbitan, yang prilakunya busuk persis seperti politisi koups saat ini. Kalau itu yang terjadi, kita hanya menghasilkan prilaku busuk lama dengan wajah yang berbeda. Istilahnya ”Lagu Lama, Aransemen Baru”.

Media massa adalah sarana yang efektive untuk membangun brand image ketokohan seorang figur Pemimpin muda, akan tetepi sangat menyedihkan kalau Bangsa ini menilih figur-figur Pemimpin muda hanya karena faktor selebritas, popularitas, hingga kemolekan fisik. Bukan karena prestasi, visioner, konsistensi, kejujuran, dan kebersihan figur tokoh muda .

Program televisi yang mengkomersilkan Pemimpin muda, jangan sampai menjadi Indonesia Idol versi Politik. Sebab program kepemimpinan instan seperti itu hanya akan menjiwai asap kepemimpinan muda yang hanya menyentuh nilai-nilai romantismenya saja. Tetapi justru lari menjauh dari api yang membakar para Pemimpin muda masa lalu. Karena esensi kepemimpinan tidak akan muncul dari proses instan yang minimalis, tetapi harus melalui proses alamiah dari bawah, yang merupakan perjuangan suci tanpa ambisi.

Program komersialisasi Pemimpin muda, merupakan peluang bisnis baru dalam menjadikan program entertimen yang mengedukasi para penonton TV. Dan program TV apapun sangat bergantung dengan sesuatu yang di sebut rating, rating yang membuat pengelola program TV sering mengesampingkan aspek idealisme demi sesuatu yang di sebut komersil.

Walaupun begiu, tetap ada sisi positif dari program pemimpininstan ala Idol ini. Yaitu program ini, dapat merangsang generasi muda untuk tampil di areal publik, untuk membuktika kualitas diri. Memberi kesempatan anak muda tampil, karena selama ini mereka selalau di monopoli oleh figur-figur tua yang banyak duit dan berpengaruh saja. Mudah-mudahan rangsangan ini dapat memicu keberanian Pemimpin muda, terutama dari daerah yag miskin kesempatan, kekurangan modal, tetapi dia memiliki leadership yang membumi.

Pemimpin Oportunis

Seorang pemimpin sejati adalah Pemimpin yang tampil melalui proses seleksi alamiah bukan proses instan. Pemimpin yang menginspirasi banyak orang, memberikan harapan perubahan yang lebih baik, menjadikan kesusahan rakyat sebagai kesusahan dirinya, maslah rakyat sebagai masalah dirinya. Bukan Pemimpin yang memanfaatkan kepopuleran dirinya, untuk sekedar mencari kekayan dan jabatan publik semata.

Pemimpin muda bukan brutus gaya baru, yang menjadi bajing loncat di tengah-tengah kekisruhan Bangsa. Oportunis, sekedar mencari keuntungan pribadi diatas kesengsaraan rakyat. Mengexploitasi kemiskinan dan penderitaan rakyat sebagai alat membangun citra pribadi yang peduli, padahal dia sedikit banyak terlibat dalam kubangan lumpur polemik politik dan korupsi masa lalu.

Tapi regenerasi kepemimpinan muda tidak dapat juga di setting apalagi di monopoli. Kaderisasi kepemimpinan muda tak harus muncul dalam sistem pelatihan yang ketat, terstuktur, apalagi termonopoli idelisme tertentu. Regenerasi pemimpin muda, mungkin saja muncul melalui proses alamiah, yang dinamis, tanpa harus di monopoli idealisme tertentu.

Sebab walau bagaimanapun, kita takkan bisa memonopoli takdir Tuhan. Diatas langi masih ada langit, sehebat apapun konspirasi Manusia tak akan mampu mengalahkan konspirasi Tuhan. Manusia boleh saja berusaha, tapi pada akhirnya tetap Allah yang menentukan. Biarkanlah reenerasi Pemimpin muda di Indonesia terjadi melalui proses seleksi alam, bukan memonopoli takdir apalagi untuk kepentingan kelompok tertentu yang memiliki basis idelisme tertentu.

Bangsa ini memang sangat haus oleh figur-figur alternative Pemimpin dari kaum muda. Tetapi Pemimpin muda seperti apa yang dibutuhkan Bangsa ini. Yang pasti bukan Pemimpin muda karbitan, tak bermoral, memiliki polemik politik masa lalu, memiliki utang pada dinasti orde baru maupun orde reformasi, terlibat kasus hukum apalagi kasus korupsi.

Bangsa ini membutuhkan Pemimpin muda yang membela kaum termarjinalkan, penuh cinta, dan dapat menjadi oase penyejuk di tengah padang pasir kegersangan Bangsa. Akankah figur seperti itu ada, kita kembalikan itu semua pada diri kita, dan Sang Penentu Takdir?!.

gatotkumuh@yahoo.com
gatotaryo.blogspot.com (non fiksi)
gatotkumuh.blogspot.com (fiksi)
komunitascoretan@yahoogroup.com

Tidak ada komentar: