Selasa, 27 Oktober 2009

Rancunya, Realisasi Kesejahteraan Di Nangroe Aceh "Darussalam"

Rancunya, Realisasi Kesejahteraan Di Nangroe Aceh "Darussalam"

Oleh: Tgk. Muhammad Gatot Aryo (Teuku Di Ciawi)

Bumi Nanggroe Aceh yang selama ini bergelar "Darussalam" kelihatannya perlu kehilangan gelar "Darussalam- nya" secara De fakto, karena Pemerintahnya dalam hal ini Gubernur dan 23 Bupati dan Walikota, hingga detik ini belum mampu mensejahterakan rakyatnya!. Tingginya angka kemiskinan dan rendahnya pembangunan ekonomi di Kabupaten dan Kota, harusnya membuat Para Pemimpin malu menggunakan gelar "Darussalam" bagi Acehnya. Karena makna Darussalam sesungguhnya adalah Negeri yang makmur dan subur, rakyatnya sejahtera, dan daerahnya berjaya. Tapi sungguh, realita kehidupan Aceh hari ini jauh dari ke kemakmuran, kesuburan, dan kesejateraan. Apakah masih pantas Aceh ini mengunakan gelar "Darussalam" kalau kenyataannya terbalik, sebuah gelar yang nadanya diagung-agungkan hingga ke seluruh Dunia?!.

Apakah juga masih layak Gubernur dan 23 Bupati dan Walikota di Aceh berbangga hati dengan gelar Darussalam, kalau jutaan rakyat Aceh yang mereka pimpin hidup masih dalam kemiskinan?! . Kemiskinan yang tidak pernah di perdulikan Pemimpinnya, karena mereka terlalu sibuk mengelola Proyek-proyek APBA untuk kepentingan pribadi, bahkan mungkin berindikasi hanya memperkaya diri sendiri!. Buktinya, beberapa tahun mereka memimpin Aceh, tapi tak ada sedikitpun program-program yang menyentuh rakyat miskin di Aceh. karena proyek yang ada, hanyalah proyek memperkaya Pejabat dan Pengusaha di Aceh bukan rakyatnya.

Para pemimpin Aceh harusnya bekerja untuk mensejahterakan, dan memakmurkan Rakyat Aceh, seperti yang selama ini di perjuangkan Para Tengku-Tengku di Aceh, yang bermimpi mengembalikan Kejayaan Aceh?!. Bahkan untuk membangun mimpi-mimpi itu para Tengku tersebut rela bergulat dalam konflik dan perang senjata, walau harus mengorbankan nyawa, hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan yang berkepanjangan. Tapi mereka tetap konsisten memperjuangkan mimpi, walaupun terasingkan ke berbagai penjuru Dunia, mulai Eropa, Amerika, Australia, Malaysia, Singapura, Timur Tengah, Libya, dan Belahan Dunia lainnya. Lalu kemana nilai-nilai perjuangan yang selama ini bergelora dalam jiwa tersebut, apakah masih ada mimpi-mimpi membangun Bumi Nanggroe Aceh "Darussalam" ???. Kalau masih ada, walaupun setitik di dalam hati, tolong buktikan, dan realisasikan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat Aceh, yang masih banyak terjebak dalam kemiskinan ekonomi???.

Kenyataan bahwa rakyat Aceh, masih hidup dalam kemiskinan adalah sebuah realitas yang tak bisa di sanggah oleh para Pemimpin Aceh. padahal dana yang di miliki Aceh setelah otonomi khusus berlaku tidaklah sedikit. Pasal183 ayat 2 Undang-Undang No. 11, manyatakan Pemprof Aceh mendapat Dana Otonomi Khusus setara dengan 2% Dana Alokasi Khusus (DAN) Nasional tahun 2008-2022. dan sesuai Qanun Aceh No.2 Tahun 2008 tentang tata cara Pngelokasian Tambahan Dana Bagi hasil (TDBH) Migas dan Otsus. Dimana 40% untuk Program-Pembangunan Aceh, dan 60% untuk Pembangunan Kabupaten dan Kota Di Wilayah Aceh.

Contoh saja alokasi dana Otsus 2008 seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri keuangan Nomor:56/PMK. 07/2008. Propinsi Aceh memiliki 3,53 Triliun dana untuk di alokasikan bagi Provinsi Aceh dan 23 Kabupaten Dan Kota. Lalu berapa persen dari dana tersebut yang digunakan untuk mensejahterakan rakyat Aceh, apakah dana itu sampai langsung dan terasa pada rakyat miskin Aceh???. Hanya Tuhan dan para Pejabat Aceh lah yang tau realisasi yang sesungguhnya? ??.

Bertriliun-triliun dana di cairkan, tapi rakyat Aceh tetaplah miskin. Tidak sedikit proyek-proyek Pemerintah di gulirkan, tapi sedikit sekali yang menyentuh subtansi pensejahteraan rakyat. Pemerintah Aceh (Baik Propinsi, Kabupaten dan Kota) hanya senang menggulirkan proyek-proyek pembangunan fisik, proyek yang basah (mudah terjadi penyimpangan) , dan menguntungkan para Pejabat dan Pengusaha. Sebab uang yang dihasilkan di sana cukup menggiurkan (baik dengan cara mark up atau pun uang pelicin). Walaupun secara sadar mereka menyadari, bahwa tindakan tersebut menghianati amanat, dan membohongi rakyat Aceh.

Sedangkan proyek-proyek yang berhubungan dengan pensejahteraan rakyat miskin. Misalnya bantuan modal bagi UMKM, Pelayanan Kesehatan, Sekolah Gratis, atau Pelatihan Wirausaha bagi rakyat Miskin Aceh gaungnya kurang terdengar, apalagi terasa?!. Atau mungkin memang sengaja di lupakan oleh para Pemimpin Aceh, karena Project itu sangat kering, dan susah memperoleh tambahan pernghasilan (Jatah Empuk). Tapi kalau Pemerintah benar-benar mengkaji, proyek-proyek model diatas, amat sangat berarti bagai rakyat miskin di Aceh, agar taraf hidup mereka meningkat.

Seandainya dari dana Otsus 2008 yang tertulis diatas, 1 triliun saja di gunakan untuk permodalan UMKM, seperti Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perdagangan, atau Kerajinan Aceh, maka dampaknya akan sangat luar biasa. misal saja, satu UMKM di berikan 10 juta saja, maka akan ada 100.000 orang rakyat miskin di Aceh yang keluar dari lembah kemiskinan, dan mereka beralih menjadi pengusaha kecil dan menengah. Sebuah kebijakan yang real dan menyentuh langsung kesejahteraan rakyat Aceh, di bandingkan sekedar project pembangunan fisik, yang biasanya 10-20% dana tersebut menguap entah kemana (biasanya digunakan untuk uang pelicin atau uang kongkalikong) . Belum lagi kualitas bangunan yang yang jauh dari apa yang tertulis dalam kontrak project, apalagi kalau sampai para kontraktornya berlomba-lomba meminta surat pernyataan bencana alam dari Bupati/Walikota agar masuk pertimbangan kriteria forse majure. Satu sisi pemasukan tambahan untuk Bupati/Walikota (Project tanda tangan), tapi di sisi lain penghianatan terhadap rakyat secara sadar, dan tak bertanggung jawab (cuci tangan). Kalau kenyataannya pembangunan Aceh hari ini seperti ini, lantas harus menunggu sampai kapan rakyat Aceh, agar dapat merasakan kemakmuran dan kesejahteraan? ??.

Membuktikan Janji Partai Aceh (Ex GAM dan SIRA)

Para pemimpin Aceh hari ini, baik yang berada di Propinsi maupun Kabupaten atau Kota, Adalah Para Pemimpin yang berasal dari calon independent yang di dukung oleh kekuatan lokal seperti GAM dan SIRA. GAM yang selama tiga dekade menguasai daerah-daerah pedalaman Aceh, dan Sira yang sewindu membangun jaringan perkotaan termasuk hubungan di Luar Negeri. Dan Dalam tahun-tahun yang penuh dengan perjuangan, penderitaan dan pengorbanan. Hingga akhirnya mereka (GAM&SIRA) dapat memetik hasil dalam PILKADA langsung Kepala Daerah di Propinsi Aceh, secara tuntas, tunai, dan lunas.

Tapi amanat dari rakyat Aceh tersebut harusnya menjadi kesempatan emas bagi para Tengku yang berafiliasi dengan Partai Aceh (Ex GAM&SIRA), untuk membuktikan diri pada rakyat Aceh, bahwa mereka mampu mensejahterakan rakyat Aceh. bukan sebaliknya, memanfaatkan Amanat dan Kekuasaan yang di berikan rakyat untuk kepentingan diri sendiri, apalagi kalau sampai menghianati amanah rakyat. Kalau masih ada oknum-oknum semacam itu dalam internal PA, maka ia sama halnya telah menodai perjuangan rakyat.

Perjanjian Damai di Helsinki, Firlandia tahun 2005. menjadi kelegaan tersendiri bagi rakyat Aceh, yang selama ini terpenjara oleh berbagai krisis, bencana, perang, kekerasan, penculikan, dan pembanuhan tanpa sebab. Menjadi korban, akibat konflik bersenjata antara GAM dan TNI. Hidup dalam ketakutan dan mimpi buruk, menanti harapan baru yang tak kunjung datang. Harapan yang mampu mambawa Nangroe Aceh pada kedamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran.

Tetapi ketika harapan baru tersebut datang, entah kenapa di selewengkan kembali oleh para oknum-oknum (ex GAM/SIRA) yang menjadi pejabat Pemerintah dan Anggota DPRD, karena mereka malah memanfaatkan jabatan tersebut untuk memperkaya diri, menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi dan golongan. Sedangkan, rakyat Aceh yang selama ini menjadi korban Perang dan Bencana Alam, semakin sengsara karena tidak adanya keperdulian Pemerintah yang benar-benar serius mengembalikan kesejahteraan mereka???.

Tidak sedikit bukti di lapangan, Para anggota mantan ex GAM dan SIRA, yang menjabat jadi Kepala Darah Atau Anggota DPRD, tiba-tiba kaya mendadak setelah menampati posisi strategis tersebut. Rumahnya bertambah, mobilnya bertambah, sampai istrinya pun bertambah (Poligami). Padahal kalau di hitung balik, gaji yang harus ia terima, dengan kekayaan yang di dapat dan di punyai, sebelum dan setelah menjabat, tidak sebanding??? .

Walaupun tidak semuanya seperti itu, hanya segelintir oknum saja,. Sebagian juga ada yang amanah, dan benar-benar memperjuangkan kesejahteraan rakyat Aceh. tapi akibat dari segelintir orang itu, merusak citra para ex GAM/SIRA lain yang banyak tergabung pada Partai Aceh sekarang. Padahal rakyat Aceh saat ini menaruh harapan besar pada Partai Aceh (PA) sekarang, untuk membuktikan jainjinya yang banyak di Gembar-gemborkan saat kampanye PILKADA.

Dan bagi rakyat Aceh yang mengetahui dan kecewa pada para Pejabat Ex GAM/SIRA, mereka sedikit ragu untuk menegur para penyeleweng tersebut. Alasannya, mereka masih trauma atas kekejaman, dan ketakutan yang terjadi saat Perang. Akhirnya, mereka di biarkan begitu saja tanpa ada yang mengingatkan, apalagi menyadarkan? ??.

Apa lagi saat ini kekuatan Partai Aceh di parlemen cukup besar, sekitar 33 kursi atau 50% suara dari 69 suara yang tersedia. Wewenang yang cukup basar bagi Partai Aceh (PA) untuk menentukan kebijakan-kebijakan publik yang pro rakyat miskin. Di tambah fasilitas yang di berikan seperti rumah dinas seharga Rp.551 juta-Rp.699 juta perunit. Dan fasilitas mewah lain yang di sediakan Pemerintah, tapi sayang sekali kalau semua itu tidak di manfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat di Aceh.

Penegakkan Syariat Islam Yang Setangah Hati

Penegakan Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam adalah hal yang tak bisa di tawar lagi, bagi rakyat Aceh. karena sesungguhnya Syariat Islam adalah warisan budaya yang secara integral telah menyatu dalam kehidupan rakyat Aceh. Malah syariat Islam telah masuk dalam aturan Qanun, yang diwariskan para Ulama Aceh tempo dulu, seperti yang tertulis dalam Kitab Qanun Maukuta Alam Alasy (Warisan Kesultanan Aceh).

Artinya sistem budaya masyarakat Aceh dari Desa hingga Kota selama ini bersumber dan mengispirasi nilai-nilai Syariat Islam (Al-Quran Dan Hadist). Baik dalam persoalan Pidana maupun Perdata, masyarakat Aceh selalu menjadikan Al-Quran dan Hadist sebagai rujukan/Imam. Artinya segala sesuatu tindakan yang di ridhai Allah, adalah sesuatu yang benar. Dan seseatu yang tidak di sukai Allah, adalah hal-hal yang di larang.

Sistem penegakan syariat Islam di Aceh, mulai cukup mapan. Seluruh wanita yang beragama islam di Aceh harus berjilbab bila berpegian, juga bila azan berkumandang toko-toko harus tutup, dan di perbolehkan buka kembali setelah Shalat. Juga, banyak hal lagi yang penerapan Syariat Islam baik secara Pidana maupun Perdata yang mulai berjalan di Aceh.

Tapi ada sedikit hal yang mengganjal baru-baru ini, ketika para Pemimpin Aceh (Eksekutif) enggan mengsahkan rancangan Qanun Jinayat & Raqam Hukum Acara Jinayat. Gubernur Aceh yang saat ini menjabat, dengan lantang menolak subtansi hukum Rajam dan Uqubat, dengan alasan pertimbangan filosofis, yurudis dan benturan materi pengaturan. Padahal semua hukum tersebut merujuk, dan bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist. Aturan hidup yang di wajibkan dan di pemerintahkan oleh Allah SWT.

Memang kalau di teliti dari segi ideologi, GAM maupun SIRA sesungguhnya menganut Ideologi yang lebih dekat pada pemikiran Sekuler. Dari segi perjuangan GAM maupun SIRA muncul karena ketidakpuasan yang di sebabkan oleh kesenjangan ekonomi, kekecewaan daerah kaya yang penduduknya banyak yang miskin. Perlawanan mereka lebih banyak di pupuk oleh cara Jakarta yang mengambil kekayaan Alam di Aceh, tanpa menebarkan pemerataan kesejahteraan. Jadi lebih dominan faktor ekonomi dan politiknya di bandingkan perjuangan murni penegakkan Syariat Islam.

Pada hakikatnya keberadaan Qanun yang bernuansa Syariat Islam, tidaklah terlalu penting dalam penegakkan Syariat Islam. Dengan syarat, harus adanya kesadaran dan pemahaman publik dari seluruh rakyat Aceh tentang pentingnya melasanakan Syariat Islam tanpa paksaan. Penyadaran dan pemahaman publik Syariat Islam menjadi lebih penting di bandingkan penerapan aturan Syariat (Qanun) yang karakternya memaksa/mewajibkan. Sebab, kalau kesadaran menjalankan Syariat Islam sudah ada pada Masyarakat Aceh, baik secara Pidana Maupun Perdata, maka aturan Qanun tidak terlalu di perlukan lagi, karena pelaksanaannya sudah berjalan tanpa paksaaan.

Tapi disisi lain, tidak layak juga apabila ada seorang Gubernur, dengan gegabah menentang Perintah Allah SWT (Al-Qur'an&Hadist) , Cuma karena alasan filosofis, yuridis, apalagi benturan materi pengaturan. Eksekutif pun di harapkan jangan terlalau sombong, aplagi yang di tolak adalah aturan-aturan yang berhubungan dengan Syariat Islam (Perintah ALLAH!!!)
Bumi Nangroe Aceh Darussalam, mengalami banyak ketertinggalan pembangunan akibat konflik puluhan tahun, apalagi kalau di bandingkan daerah-daerah lain di Sumatra. Karena itu ada 3 hal penting yang patut di perhatikan seperti yang saya jelaskan di atas, kalau Aceh benar-benar secara de facto ingin layak di gelari "Darussalam" . Pertama, fokuskan kinerja Pemerintah pada program pemberdayaan rakyat Aceh, melaui pembangunan ekonomi masyarakat berbasis UMKM. Kedua, tegakkan Syariat Islam melalui jalur hukum dan jalur Penyadaran pemahaman masyarakat. Yang ketiga, elit-elit dalam Partai Aceh yang saat ini mendominasi Eksekutif dan Legislatif, harus membuktikan diri bahwa mereka mampu merealisasikan janji-janjinya saat berkampanye di hadapan rakyat Aceh. bukan sebaliknya, hanya memperkaya diri, dengan menggerogoti uang-uang rakyat. Semoga ini menjadi kesadaran bersama, dan semoga Aceh ke depan, menjadi Nanggroe Aceh yang rakyatnya makmur dan Sejahtera!!! . AMIN

Penulis adalah Pengamat Sosial Politik Aceh,
beliau juga masih merupakan keturunan ke tujuh
Teuku Cik Di Paloh (Syekh Abdussalam), Lhoksumawe.

Kamis, 22 Oktober 2009

Metamorfosis Berjilbab...

Metamorfosis Berjilbab?!

Oleh: Sayyid Muhammad Gatot Aryo

Jilbab adalah pakaian wanita Islam yang bukan sekedar simbol, jilbab adalah sebuah pemahaman dan proses. Seperti halnya Shalat, bukan sekedar jungkir balik, bukan sekedar ritual harian, tapi ada filosofinya. Filosofi Shalat adalah menegakkan tiang-tiang agama, mencegah perbuatan keji dan mungkar. Selain itu Shalat juga merupakan proses pembentukan jati diri seorang muslim, dari sifat manusia yang merusak, menjadi manusia yang mulia dan dapat memberi rahmat bagi seluruh alam. Begitu juga jilbab, busana ini merupakan proses pembentukan jati diri secara lahir maupun bathin

“Jadi menggunakan jilbab secara lahir bathin itu seperti apa?”

Jilbab hakikatnya di bagi dua. Yang pertama, berjilbab secara lahiriah atau jilbab fisik. Yang kedua, jilbab bathin atau jilbab hati. Saya akan jelaskan, satu persatu. Yang pertama jilbab fisik, jilbab ini adalah pekaian yang menutupi seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan

“Tapi bagaimana dengan wanita jilbab, tapi ia tidak menutupi seluruh tubuhnya. Seperti jilbab yang masih menonjolkan bagian tubuh tertentu?!,”

ini bagian penjelasan jilbab fisik. Dalam kehidupan masyarakat kita, jilbab sudah di modifikasi sedemikian rupa. Ada yang menutupi rambutnya saja, tetapi dari dada hingga ujung kaki tetap membentuk. Ada juga yang menutupi rambut hingga dadanya, tapi dari pinggang hingga ujung kakinya tetap membentuk. Model lainnya, ada jilbab yang menutupi rambutnya dengan kerundung, juga bagian pinggangnya hingga kakinya juga tertutup oleh Rok, tapi sayang dadanya tetap membentuk misalnya dengan mengenakan t-shirt ketat. Jilbab-jilbab tersebut adalah jilbab modis, yang senantiasa mengikuti perubahan zaman. Tapi di satu sisi juga, telah keluar dari aturan main agama dalam berjilbab (Sesuai surat An-Nur ayat 31 dan Al-Azhab ayat 59)

Tapi hakikat berJilbab adalah pemahaman dan proses. Itu jawaban paling bijaksana dalam mensikapi fenomena tersebut. Kalau di teliti, jilbab memiliki 3 wilayah besar yang harus di tutupi. Tapi terkadang dari tiga wilayah tersebut, ada satu wilayah jilbab yang sengaja di tonjolkan oleh wanita jilbab Zaman sekarang.

Tiga wilayah itu, yang pertama, adalah wilayah dari rambut hingga leher. Yang kedua, wilayah dada hingga perut. Dan yang ketiga, wilayah pinggang hingga ujung kaki. Tiga wilayah tersebut itulah yang saat ini menjadi experimen para wanita jilbab zaman sekarang!. Tapi ternyata experimen tiga wilayah jilbab tersebut salah kaprah. Seperti memadukan pakaian ketat di satu wilayah jilbab, dan pakaian tertutup di wilayah jilbab lain?

Wanita itu, dari ujung rambut hingga ujung kakinya diciptakan Allah sebagai perhiasan. Karena itu, perhiasan tersebut harus dijaga dan digunakan sesuai kehendak pemiliknya. Tapi kita pun sebagai orang Islam harus bisa menyampaikan risalah jilbab secara Arif melalui pemahaman. Kesalahan cara berpakain sebagian wanita jilbab saat ini, jangan di vonis dengan cap negative dan memojokkan. Tapi lebih baik berikan mereka pemahaman, tentang keuntungan menutupi diri dengan busana jilbab yang rapih.

Misalnya, setelah tadi saya klasifikasi 3 wilayah jilbab. Bagi wanita yang rambutnya belum tertutup, coba kita jelaskan apa manfaatnya menutupi rambut dengan kerudung. Begitu juga bagi wanita berkerudung tapi dadanya masih membentuk, jelaskan kenapa harus menutupi dada? Apa saja dampak negative-nya? Apa juga keuntungannya?. Terakhir, bagi wanita yang rambut dan dadanya tetap tertutup, tapi ternyata pinggang hingga kakinya masih membentuk. Kita juga harus bisa menjelaskan keuntungan menutupi tubuh bagian tersebut?. Mudah-mudahan jilbab yang salah kaprah itu, lambat laun bisa berubah setelah kita menyampaikan manfaat jilbab yang rapih. Bukan permusuhan, ejek-mengejek, juga saling menjelek-jelekkan!.

Kemudian penjelasan jilbab bathin, jilbab bathin ini tempatnya di dalam hati, dan terpancar melalui ucapan, tindakan, dan perbuatan. Wanita yang jilbab bathinnya selalu di pakai, pandangan matanya akan selalu terjaga dari maksiat. Pendengarannya selalu terjaga dari menggunjingkan orang lain. Ucapannya selalu hal-hal baik, bukan bergosip, menghasut, apalagi menfitnah. Hatinya selau terjaga dari iri, dan dengki pada orang lain. Penciumannya selalu ia gunakan untuk menghirup udara bersih, bukan hal-hal yang memabukkan. Yang pasti seluruh anggota tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, akan selalu ia gunakan untuk mencari keridhaan Allah!

“Kalau begitu wanita yang jilbab lahir rapih, belum tentu jilbab bathinnya terjaga?”

Bisa saja, sebab jilbab adalah pemahaman dan proses. Tidak sedikit wanita yang memakai jilbab rapih, tapi akhlak dan prilakunya masih kurang baik. Jilbab lahirnya terjaga, tapi jilbab bathinnya tidak!. Jilbab lahir harus di sertai jilbab bathin, juga sebaliknya jilbab bathin harus disertai jilbab lahir. Fakta di masyarakat, ada wanita jilbab lahirnya terjaga tapi jilbab bathinnya belum. Juga ada wanita yang jilbab bathinnya terjaga tetapi jilbab lahirnya belum. Jilbab yang sempurna adalah, jilbab yang terjaga baik secara lahir maupun bathin. Fisiknya terjaga, begitu juga apa yang bersemayam dalam hatinya. Dengan kombinasi tersebut, jilbab pasti akan menunjukan jati dirinya.

Tapi sebagai catatan, pembentukan jilbab lahir bathin ini harus melalui proses pemahaman dan penyadaran. Buka melalui pemaksaan, ancaman, apalagi kekerasan fisik!. Karena pemahaman dan penyadaran yang baik tentang jilbab, akan semakin menambah indah image jilbab di masyarakat. Dan pakaian jilbab semakin disukai, bukan sekedar menjalankan perintah Allha, tapi juga ada pemahaman yang baik tentang Jilbab itu sendiri.

TAMAT

Rabu, 26 Agustus 2009

Mendamaikan Diri di Bulan Ramadan???

Mendamaikan Diri Di Bulan Ramadhan

Oleh : Muhammad Gatot Aryo

Ramadhan adalah bulan suci yang di sucikan Allah. Miliyaran umat muslim di Dunia, di bulan ini melakukan puasa dan berbagai macam aktivitas ibadah. Ini adalah Bulan kontemplasi, bulan yang paling tepat untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Ramadhan adalah bulan suci, saking sucinya di bulan ini Allah melarang,dan mengharamkan hambanya berperang, dan menganjurkan hamba-hambanya untuk senantiasa menciptakan perdamaian di muka Bumi.

Tetapi Ramadhan adalah musuh bagi hawa nafsu, karena Ramadhan adalah ladang pembantaian bagi hawa nafsu. Sebuah sifat dalam diri manusia yang selalu membawa dirinya pada prilaku jahat yang merusak. Ramadhan adalah bulan penjara bagi hawa nafsu, karena puasa di bulan ramadhan mengharuskan manusia menahan dirinya dari nafsu-nafsu duniawi. Seperti nafsu makan, minum, seks, marah, berbohong, dan prilaku buruk lainnya. Nafsu merupakan gairah dalam diri manusia yang harus manage dan di kelola secara baik, karena kalau tidak akan merusak manusia yang terbudakinya.

Di bulan ini, Allah memerintahkan hambanya untuk berpuasa. Hakikat berpuasa di bulan ramadhan sesungguhnya bukan hanya menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh di waktu siang. Karena hakikat puasa yang sejati adalah menahan seluruh anggota tubuh dari panca indra manusia, mulai penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap hingga peraba, dari hal-hal yang di larang dan di haramkan Allah SWT. Juga menjauhi diri dari segala sifat tercela baik di waktu siang maupun malam.

Nafsu juga merupakan tempat bersemayamnya segala keinginan, impian dan cita-cita. Impian dan keinginan manusia, pada dasarnya sah-sah saja ada dalam diri seseorang selama ia berada pada batas-batas yang di ridhai Allah. Tetapi ketika hawa nafsu itu di tempatkan di atas apapun (termasuk Allah), maka celakalah bagi manusia tersebut. Apalagi sampai merugikan orang lain, dan membuat kerusakan di Muka Bumi. Dan yang lebih berbahaya lagi, kalau sampai manusia tersebut masuk pada wilayah men-Tuhankan Hawa Nafsunya sendiri!.

Keinginan dari dalam hati yang melebihi kadar batas kewajaran, akan membuat seseorang terobsesi, bahkan tergila-gila pada keinginan tersebut. Ini berbahaya, karena akan merusak keimanan seorang hamba kepada Tuhannya (Allah). Misalnya, seorang memiliki obsesi untuk menjadi kaya, terkenal, menikah, jabatan, hingga kekuasaan. Tetapi ia menjadikan semua keinginan tersebut sebagai tujuan, hingga menghalalkan berbagi macam cara, dan melanggar batas-batas kehendak Allah, yang implikasinya seorang hamba tersebut berbuat kerusakan, atau hal-hal negatif lain yang akan merugikan dirinya sendiri.

Harta, tahta, dan cinta adaah alat untuk mencari keridhaan Allah, tetapi bukan untuk di jadikan tujuan hidup yang di Tuhankan. Kalau hal-hal tadi dijadikan tujuan, maka manusia tersebut akan terjebak pada pendewaan “Nafsu Duniawi”. Di bulan suci ini, Allah mengajarkan manusia melalui agama sucinya, untuk mengendalikan hawa nafsu dengan berpuasa.

Kalau seorang manusia menjadikan dunia sebagai alat untuk mencapai akhirat. Maka harta yang ia dapat, akan digunakan untuk berzakat, shodaqoh, membantu fakir miskin dan yatim piatu. Jabatan yang di duduki, akan ia gunakan untuk mensejahterakan rakyatnya, berbuat adil, mencegah kemaksiatan, dan menggiring umat untuk beramal soleh. Begitu juga cinta kita kepada istri dan anak-anak, akan dijadikan sarana untuk beribadah dengan membentuk keluarga, sakinah, mawadah wa rahmah.

Tetapi kalau manusia menjadikan akhirat sebagai alat untuk mencapai dunia. Maka agama baginya hanya menjadi topeng untuk kepentingan nafsu pribadi. Ayat-ayat Allah hanya di jadikan ajang untuk mencari nafkah duniawi. Hukum agama malah bisa di jual belikan untuk kepentingan pemilik modal yang kuat (Investor). Aktivitas untuk akhirat dapat di komersilkan untuk kepentingan nafsu duniawi, tanpa memperdulikan batas-batas yang di ridhai Allah. Keimanan seseorang pun bisa di pasang banroll harga, dan di pajang di etalase toko-toko pemurtadan.

Karena itu, Ramadhan harus di jadikan sarana untuk berintropeksi diri, dan memurnikan keimanan dan kecintaan hambanya kepada Allah. Momentum untuk memancarkan kecintaan seorang hamba kepada Khaliknya, hamba yang sangat haus akan makrifat dan keridhoan-Nya.

Ramadhan akan membuat seorang hamba memperbanyak bangun malam, dari pada sekedar begadang. Memperbanyak tadarus Al-Quran, muhasabah dan melakukan tobat yang sungguh-sungguh. Ia akan menyadari begitu banyak dosa dan kekhilafan yang dilakukan selam hidupnya. Begitu banyak kewajiban pada Allah yang ia tinggalkan, begitu banyak amanat Allah yang dikhianati. Dan tidak ada kata lain, selain bertobat, dan sungguh-sungguh berjanji untuk tidak mengulanginya pada waktu-waktu mendatang.

Dalam tobatnya tersebut maka akan munculkan nilai-nilai kesucian dalam dirinya, menebarkan maaf, dan akan memancarkan energi positif dan kedamaian di lingkungannya. Menyejukkan hati, menghapus segala amarah dan dendam. Dan efectnya akan meningkatkan spritualisme ketuhanan dalam diri seorang hamba.

Dengan banyak beribadah, dan beritikaf di Bulan Ramdhan ini, maka jiwa-jiwa hamba Allah akan damai selama Ramadhan. Karena pikiran dan hatinya akan tercurahkan untuk selalu mengingat Allah, bercumbu rayu dalam kontemplasi yang terbalut oleh keikhlasan dan kepasrahan total. Melepaskan kesedihan dan kebahagiaan pada kehendak Allah, dan mencurahkan rasa cintanya hanya pada Sang Khalik (Allah SWT) saja. Semoga Ramadhan tahun ini akan membawa hamba-hamba Allah, terlahir kembali menjadi suci! AMIN

Minggu, 09 Agustus 2009

Mengintip Nasab Para Walisongo, Cucu-Cucu Rosullullah SAW (Al-Huseini) ”???”

Mengintip Nasab Para Walisongo, Cucu-Cucu Rosullullah SAW (Al-Huseini) ”???”

Oleh: Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini

Sayyid Jamalludin Husain Akhbar Al-Huseini adalah cucu Rosullullah SAW, keturunan 20 dari Imam Husein Assabti. Beliau hidup di awal tahun 1400 Masehi, yang merupakan seorang keuarga dekat Sultan Sulaiman dari Kesultanan Islam Irak, yang berkedudukan di Bagdad.

Sayyid Jamlludin Husain Akhbar Al-Huseini memiliki 3 orang putra. Putera pertama, Sayyid Ali Nurrul Alam Al-Huseini. Putera kedua, Sayyid Zaenal Alam Barakat Al-Huseini. Putera ketiga, Sayyid Ibrahim Zain Al Akhbar Al-Huseini. Masing-masing putera beliau di didik dengan ilmu Agama Islam yang kuat dan mumpuni. Mereka bertiga akhirnya di tugasi oleh ayahnda beliau untuk merantau dan menyebarkan syiar Islam, sebagai bentuk misi Kesultanan Islam Irak (Bagdad), dalam rangka menyebarkan syiar Islam ke seluruh Dunia.

Putera pertama, Sayyid Ali Nurrul Alam Al-Huseini merantau melintasi laut merah melalui Ismailiyah dan menetap di Kairo, Ibukota Kesultanan Mesir. Lambat laun beliau dapat menduduki jabatan yang tinggi dalam Pemerintahan Kesultanan Mesir. Putera kedua, Sayyid Zaenal Barakat Al-Huseini, melalui perjalanan darat merantau ke Gujarat. Sedangkan putera ketiga, Sayyid Ibrahim Zain Al Akhbar Al-Huseini merantau ke Campa (Kamboja).

Masing-masing dari mereka menetap dan tinggal di daerah perantauannya. Putera pertama, Sayyid Ali Nurul Alam Al-Huseini yang menetap di Kairo, Mesir. Mempunyai seorang putera bernama Sayyid Syarif Abdullah Al-Huseini, setelah dewasa Syarif Abdullah menikah dengan Puteri makhkota Kesultanan Mesir. Kesultanan Mesir saat itu menobatkan Sultanah (Sultan Wanita) untuk memerintah bersama dengan suaminya Sayyid Syarif Abdullah Al-Huseini (Ayahanda Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Al-Huseini “Sunan Gunung Jati”)

Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Al-Huseini (Sunan Gunung Jati “Wali Songo”), adalah putera dari Sayyid Syarif Abdullah Al-Huseini. Buah pernikahannya dengan Ratu Rara Santang, Puteri kedua Raja Pajajaran Sri Baduga (Raja Pajajaran di Abad ke 14). Pernikahan tersebut terjadi saat Ratu Rara Santang yang baru masuk Islam (Oleh Gurunya Syekh Nur Jati), melaksanakan Ibadah Haji ke Mekah untuk menyempurnakan keislamannya. Dia saat yang sama Sayyid Syarif Abdullah Al-Huseini (Sultan Mesir) yang baru saja di tinggal kan wafat Istrinya, sedang mencari calon istri baru yang paras wajahnya menyerupai mendiang istri pertamanya yang wafat.

Ratu Rara Santang ternyata memiliki paras wajah yang mirip dengan Istri Sultan yang telah wafat. Dan hal tersebut di ketahui oleh Patih Kesultanan Mesir, bernama Jamalullah. Mereka akhirnya di pertemukan, dan Ratu Rara Santang bersedia menjadi Permaisuri Sultan Mesir, Sayyid Syarif Abdullah Al-Huseini, setelah menikah namanya diganti menjadi SYARIFAH MUDAIM . Pernikahan mereka di karuniai dua orang putera. Pertama, Sayyid Maulana Syarif Hidayatullah Al-Huseini (Sunan Gunung Jati “Wali Songo”), dan Putera kedua, Sayyid Maulana Syarif Nurullah (Putera Makhkota Kesultanan Mesir).

Sedangkan putera kedua Sayyid Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini, Sayyid Zaenal Alam Barakat Al-Huseini yang merantau ke Gujarat. Mempunyai 2 orang anak. Yang pertama, Sayyid Ahmad Zaenal Alam Al-Gujarat Al-Husaini. Dan yang kedua Sayyid Maulana Malik Al-Gujarat Al-Husaini. Salah satu cucu Sayyid Zaenal Alam Barakat Al-Husaini yang bernama Sayyid Maulana Mahkdar Ibrahim Al-Gujarat Al-Husaini, merantau dan mensyiarkan Islam di Basem Paseh, Aceh.

Beliau di sana menikah dengan putri makhkota Kesultanan Paseh, Aceh. Dan memerintah bersama suaminya Sayyid Maulana Makhdar Ibrahim Al-Gujarat Al-Husaini yang bergelar “Sultan Hud”. Mereka mempunyai dua orang anak, yang pertama Sayyid Fadhilah Khan Al-Paseh Al-Gujarat Al-Husaini (Falatehan/Pangeran Jayakarta). Yang kedua bernama, Ratu Gandasari Al-Paseh Al-Gujarat Al-Husaini. Tahun 1511 Masehi Malaka jatuh ke tangan Portugis, dan Fadhilah Khan Al-Paseh mengungsi ke Cirebon dan Demak untuk meminta Bantuan.

Putera terakhir Sayyid Jamalludin Husain Akhbar Al-Huseini yang ketiga, Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar yang merantau ke Campa (Kamboja). Beliau memiliki 3 orang putera, antara lain pertama, Sayyid Ali Musadha Al-Husaini. Yang kedua, Sayyid Maulana Ishak Al-Huseini (Ayahanda Sunan Giri “Wali Songo”). Dan yang ketiga, Sayyid Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta “Wali Songo”).

Sayyid Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel “Wali Songo”), merantau ke Jawa dalam rangka melanjutkan misi Islam ayahandanya, yang menikah dengan seorang puteri Tumenggung Wilatikta Tuban. Ia menetap di Ampel Denta-Surabaya, membangun Paguronan (Majelis) Besar, sebagai pusat penyebaran syiar Islam ke seluruh wilayah Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit berhasil di Islamkan melalui Raden Patah (Sultan Demak Pertama) yang merupakan putera kandung Prabu Brawijaya Kertabumi (Raja terakhir Kerajaan Majapahit). Raden Patah yang telah memeluk Islam, dan berkedudukan di Demak, berhasil menaklukan Kerajaan Majapahit, melalui peperangan yang di dukung penuh oleh para Wali Songo, plus pasukan dari Arya Dillah, Raja dari Kesultanan Islam Palembang.

Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel “Wali Songo”), memiliki beberapa orang putera, antara lain:

1. Sayyid Ibrahim Al-Huseini (Sunan Bonang ”Wali Songo”).
2. Sayyid Hasim Al-Huseini (Sunan Drajat “Wali Songo”).
3. Sayyid Ahmad Hasanuddin Al-Huseini (Sunan).
4. Sayyid Zainal Abidin Al-Huseini (Sunan Demak “Wali Songo”).
5. Sayyid Jafar Sadiq Al-Huseini (Sunan Kudus “Wali Songo”).

Sedangkan Sayyid Muhammad Mual Yakin Al-Huseini (Sunan Giri “Wali Songo”), adalah putera dari Sayyid Maulana Ishak Al-Huseini (Putera dari Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar), saudara kandung dari Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel “Wali Songo”).

Penyebaran agama Islam di Nusantara (Indonesia) yang di lancarkan ulama-ulama yang memiliki nasab Rosullullah SAW, meluas hingga ke Asia Tenggara. Setelah Sulton Aulia Syekh Abdul Qodir Jaelani wafat, maka para Waliyullah yang menyebarkan Islam di masrik (timur), mengangkat Pemimpin (Wali Kutub) di wilayah timur. Setelah bermusyawarah para Waliyullah yang menyebarkan misi Islam di timur, bermufakat menetapkan Syekh Syarif Hidayatullah al-Huseini (Sunan Gunung Jati “Wali Songo”) sebagai Wali Kutub untuk daerah timur. Ini merupakan kesepakatan para Waliyullah di wilayah timur yang menamakan “Wali Songo”.

Misi-misi Islam para cucu Rosullullah SAW berdatangan dari timur tengah, mereka berangkat menggunakan perahu-perahu dagang, lalu singgah di berbagai tempat. Antara lain Gujarat, Pantai Koromondel, Semenanjung Melayu, Pasai, Campa, Tumasik, Jawa, hingga ke seluruh penjuru Nusantara.

Saat itu di Jawa ada dua kerajaan besar, yang berkuasa dan kuat, yaitu Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu/Budha. Misi-misi Islam yang di dalamnya terlibat para cucu Rosullullah, bergerak mensyiarkan Islam mulai dari bagian utara nusantara (Semenanjung Melayu). Di bagian barat nusantara (Kesultanan Aceh dan Palembang). Di bagian timur nusantara (Kalimantan dan Sulawesi), hingga di Pulau Jawa, oleh para Wali Sanga (Wali Sembilan). Dan mereka datang dari berbagai wilayah di timur tengah seperti Bagdad (Irak), Kairo (Mesir), dan Mekah (Arab Saudi), hal tersebut terjadi sekitar tahun 1479 Masehi.

Berikut beberapa nama Wali Songo, yang memiliki nasab jurriyah Nabi Muhamamd SAW beserta urutan silsilahnya:

Silsilah
Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Al-Huseini
(Sunan Gunung Jati “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Al-Huseini
21. Ali Nurrul Alim Al-Huseini
22. Syarif Abdullah Al-Huseini (Sultan Mesir)
23. Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Al-Huseini

Silsilah
Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini
(Sunan Ampel Denta “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta "Wali Songo")

Silsilah
Syekh Muhammad Mual Yakin Al-Huseini
(Sunan Giri “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Sayyid Maulana Ishak Al-Huseini
23. Sayyid Muhammad Mual Yakin Al-Huseini (Sunan Giri "Wali Songo")

Silsilah
Syekh Ibrahim Al-Huseini
(Sunan Bonang “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta "Wali Songo")
23. Sayyid Ibrahim Al-Huseini (Sunan Bonang "Wali Songo")

Silsilah
Syekh Hashim Al-Huseini
(Sunan Drajat “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta "Wali Songo")
23. Sayyid Hasim Al-Huseini (Sunan Drajat "Wali Songo")

Silsilah
Syekh Zainal Abidin Al-Huseini
(Sunan Demak “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta "Wali Songo")
23. Sayyid Zainal Abidin Al-Huseini (Sunan Demak "Wali Songo")

Silsilah
Syekh Jafar Sadiq Al-Huseini
(Sunan Kudus “Wali Songo”)
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta "Wali Songo")
23. Sayyid Jafar Sadiq Al-Huseini (Sunan Demak "Wali Songo")

(data-data di ambil dari berbagai sumber dan kitab)

Sabtu, 18 Juli 2009

Tidak Cukup dengan Royalti, Lebih Suka Menerbitkan Buku secara Indie

29-03-2009 07:08 WIB
Lebih Dekat dengan Gatot Aryo, Penulis Mimpi Bulan
Tidak Cukup dengan Royalti, Lebih Suka Menerbitkan Buku secara Indie

Mengandalkan royalti dari penjualan buku untuk menopang hidup, tentu saja tidak cukup bagi seorang penulis. Apalagi jika buku yang telah diterbitkan itu hanya beberapa saja jumlahnya, dan tidak ada yang meledak di pasaran. Tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

HAL tersebut disadari penuh oleh Gatot Aryo, penulis muda yang kini tinggal di kawasan Ciawi Bogor. Karenanya, dia lebih suka menerbitkan bukunya secara indie. Tujuannya? Keuntungan yang didapat jauh lebih besar. Memang dibutuhkan modal yang tidak sedikit untuk menerbitkan buku secara sendiri seperti itu, tapi jika memiliki naskah bagus dan bisa meyakinkan investor dan didukung dengan jaringan distribusi yang memadai, pasti semuanya bisa berjalan lancar.

Menurutnya, penerbit terkadang tidak transparan tentang berapa buku yang benar-benar terjual. Jadi, sebagai penulis sering dirugikan. Karenanya, jika disuruh memilih antara diterbitkan sendiri atau dipublish oleh penerbit lain, dia lebih memilih menerbitkan buku sendiri yang jelas-jelas menjanjikan keuntungannya jauh lebih besar.

Setelah novel ‘Mimpi Bulan’ yang ditulisnya diterbitkan oleh Penerbit Grassindo, beberapa karya lainnya kini sudah siap cetak yakni buku berjudul The Jilbab Code, dan Sampah Berlirih. Kedua naskah tersebut kini sudah selesai ditulisnya, dan sudah siap diterbitkan secara indie.

Dalam menulis buku-bukunya, Gatot lebih sering menjadikan orang kedua sebagai tokoh utamanya. Untuk proses seperti ini memang membutuhkan imajinasi dan riset yang kuat. “Untuk nulisnya mungkin cuma beberapa hari, tapi untuk mencari bahan nulisnya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, terutama untuk risetnya,” katanya.

Untuk novel Mimpi Bulan misalnya, Gatot membangun karakter tokoh yang sama sekali berbeda dengan dirinya. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah sosok dalam Mimpi Bulan tersebut adalah cewek sementara Gatot adalah laki-laki.

Dalam novel Novel Teenlit Romantis “Mimpi Bulan” itu diceritakan, Bagaimana seorang cewek bernama Bulan, bermimpi tentang seorang Pangeran yang bakal menjadi cinta sejatinya. Dan Pangeran itu memberi tahu bahwa Ia berasal dari Bandung, kota baru tempat Bulan pindah. Lalu dia harus menemukan Pangeran itu dalam Dunia nyata.

Bulan sendiri awalnya adalah Siswi SMUN 101 Jakarta, awal semester kelas dua ini dia harus pindah mengikuti orang tuanya ke kota Bandung yang mendapat tugas di kota itu. Cewe gaul and fungky itu pindah ke sekolah baru di SMUN Bandung. Banyak kejadian seru ketika Bulan pertama kali masuk sekolah, seperti sebangku dengan cewe paling gaul dan berpengaruh di sekolah. Dia juga gabung sama gang cewe centil cekolah, dan Bulan diajak gaul ala daerah yang terkenal dengan Pueyeumnya itu. Dari Shopping ke Factory Outlet, sampai Nge-dance di club.

Yang tidak kalah seru lagi adalah perjuangan Bulan mencari Pangeran Mimpinya. Selama Pencarian, Bulan banyak bertemu cowo Bandung yang cute dan keren abis. Ada Robin cowo gaul di sekolah yang Kokay abis, Kalingga seorang Pujangga yang baik hati, Doni gitaris band yang sangat romantis, dan Rian bintang basket yang atletis.

Semua bahan penulisan Mimpi Bulan didapat dari riset dan imajinasi. Gatot sendiri mengaku kalau penulis itu memiliki dua sisi berbeda. Ada kalanya nulis dan ada waktunya untuk bersosialisasi. Ketika nulis, sering kali dia lupa sekeliling. Tapi saat sosialisasi, kembali lagi pada kehidupan biasanya.

Dari sisi sosialisasi dan kembali untuk menulis, harus ada jeda untuk meng’on’kan. “Biasanya, butuh waktu seharian untuk meng-on-kan mood nulis. Begitu on langsung nulis dan tetap nyambung karena semuanya berpedoman pada out line penulisan yang telah disusun sebelumnya.

Dalam proses penulisannya, Gatot agak beda dengan penulis lainnya. Meski ada computer, tapi Gatot lebih sering menulisnya dengan pulpen. Tulisan tangan itu dibaca lagi dan dicoret-coret sekalian revisi. Setelah itu baru diketik di computer. “Proses pengetikan di computer itulah proses editing dilakukan. Jadi, satu tulisan melewati beberapa kali editing,” katanya. (*)
(Affandi Kartodihardjo)

Dari Kebiasaan Menulis Diary, Pernah Ditolak Dua Kali oleh Penerbit

10-02-2009 17:59 WIB
Kisah Anak Muda yang Sukses Menjadi Penulis (1)
Dari Kebiasaan Menulis Diary, Pernah Ditolak Dua Kali oleh Penerbit

Masih muda tapi sudah punya karya dan mampu menembus dunia industri kreatif lewat tulisan yang dipublikasikan penerbit-penerbit populer. Dialah Muhammad Aryo Gatot. Bagaimana Gatot merintis kesuksesannya tersebut?

SELAIN namanya makin populer, kemampuan Gatot dalam menulis juga menjadi ladang pundi-pundi rupiah. Ditemui Radar Bogor, Gatot tampak serius duduk di salah satu sudut di toko buku dan taman bacaan Jendela di Jalan Cidangiang Kota Bogor.

Masih muda tapi punya energi dan semangat tinggi untuk menulis. Ia adalah satu dari sekian banyak penulis muda berbakat Kota Bogor yang berhasil menembus dunia industri.

Pria 25 tahun itu sedang menggarap dua buku baru yang akan terbit dalam waktu dekat.

"Ini adalah karya perdana. Judulnya Mimpi Bulan yang diterbitkan Grasindo, sekarang ada dua buku lagi yang sedang saya persiapkan. Tinggal menunggu launchingnya,” ujarnya.

Separuh waktunya nyaris habis untuk menulis dan membaca. Kini, karya tulisnya sudah tembus ke dunia industri dan dipublikasikan sebuah penerbit tenar, Grasindo.

“Sebuah mimpi dan cita-cita yang menjadi kenyataan. Bagi saya ini bukan sekadar karya tulis tapi sebuah kebanggaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata,” ujar Gatot.

Jadi penulis rupanya sudah menjadi cita-cita Gatot sejak remaja. Saat teman-temannya asyik bermain di luar rumah, ia lebih memilih menulis dan membaca.

Berawal dari kebiasaan menulis diary sebagai curahan hati saat sepi atau sedih itulah, bakat menulisnya terasah. Gatot menuturkan, karya dan ide-idenya muncul dari membaca. Semakin banyak membaca, kata Gatot, akan semakin banyak ide yang bisa diambil dan dijadikan bahan tulisan.

Menembus dunia industri sampai akhirnya dipercaya sebuah penerbit untuk dipublish, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Gatot harus berjuang keras untuk meyakinkan para penerbit.

"Dua kali karya saya ditolak penerbit karena dianggap belum layak tapi yang ketiga diterima. Itu adalah waktu yang membahagiakan bagi saya. Memang butuh semangat dan jangan pantang menyerah,” kata Gatot mengenang.

Umumnya penulis muda selalu mengawali kariernya dari coba-coba dan iming-iming hadiah seperti menulis di majalah-majalah remaja atau sejenisnya tapi tidak bagi Gatot.

Sejak awal menulis dan sadar dengan cita-citanya ia langsung menembus dunia industri tanpa coba-coba ikutan sayembara. “Saya tidak seperti itu, saya langsung menawarkan tulisan ke penerbit,” ujarnya.

Coretan-coretannya kini bukan sekadar karya tapi sudah menjadi pundi-pundi rupiah untuk memutar roda kehidupannya setiap saat. Ini adalah bukti bahwa hobi, semangat, energi dan pantang menyerah bisa mendatangkan berkah.

"Saya akan menulis sampai mati. Sekarang menulis adalah bagian dari profesi sepenuhnya dan saya akan bergelut dengan dunia tulis menulis,” pungkasnya.(*)
(Hendra Sudrajat)

Kamis, 08 Januari 2009

Melawan Agresi Penjahat Perang Zionis!!!

Melawan Agresi Penjahat Perang Zionis!

Oleh: Gatot Aryo


Awal tahun baru 2009 masehi, Dunia dikejutkan dengan kado pahit penyerangan Israel ke Palestina, wilayah Gaza di balikade dari darat, laut dan udara. Militer Israel mengepung Gaza dengan tank-tank berat lapis baja, angkatan laut beesenjata, dan pesawat tempur udara. 1,5 juta warga Gaza yang berisi masyarakat sipil terisolasi, sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak tak berdosa. Mulai 27 Nopember 2008, militer Israel telah membombardir 300 target di Gaza dengan bom-bom yang beratnya berton-ton. Satu-persatu rakyat Palestina berjatuhan, tetapi seakan tak perduli ratusan bom-bom terus berjatuhan diatas kota Gaza tanpa pandang bulu hari-hari berikutnya. Lebih dari 700 orang, telah menjadi korban akibat aksi militer Israel ini, lebih dari 2900 orang terluka, dan 50% yang dijadikan korban adalah wanita dan anak-anak.

Militer Israel benar-benar telah menghancurkan Kota Gaza. Roket-roket pesawat tempur Israel terus meluncur dilangit-langit Gaza, menghancurkan rumah-rumah penduduk, Kampus, Masjid, Rumah Sakit, hingga Sekolah-sekolah. Serangan membabi-buta ini sungguh sangat kejam. 1,5 juta rakyat Palestina terisolasi, hidup dalam ketakutan, kekurangan pangan, terbelenggu kmerdekaannya, terdzolimi hak-hak hidupnya, terjajah tanah kelahirannya.

Tidak seimbangnya kekuatan militer Israel versus hamas, membuat pertarungan menjadi tidak adil. Apalagi, perang di lakukan di tengah-tengah jutaan masyarakat sipil yang tak berdosa. Kalau ingin menagkap tikus, tak perlulah membakar ladang, karena di sana banyak makhluk hidup lain tak berdosa yang akan menjadi korban. Kira-kira seperti itulah kebiadaban agresi Israel di wilayah Gaza saat ini.

Agresi militer Israel pada Palestina di Gaza, adalah kejahatan kemanusiaan. Sebuah genosida yang masuk kategori criminal againt humanity (kriminal melawan kemanusiaan). Yang Israel lakukan, bukan hanya menghancurkan Hamas, tetapi pembunuhan masal masyarakat sipil Palestina yang tinggal di Gaza. Ini telah melanggar segala kesepakatan PBB tentang Hak Asasi manusia dalam bentuk apapun. Israel adalah penjahat perang yang harus di adili Dunia, melalui Mahkamah Internasional. PBB harus mengeluarkan Resolusi soal agresi Israel ini, juga membentuk tim investigasi untuk mengusut kejahatan kemanusiaan yang di perbuat Israel.
PBB juga harus berperan aktif menekan Palestina untuk menghentikan serangan, agar korban yang berjatuhan di gaza tidak bertambah. Cukup sudah ratusan wanita dan anak-anak yang telah menjadi Korban. Sudah saatnya pintu perbatasan dibuka agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke daerah perang yang telah hancur lebur.

Bukan hanya militer, wilayah Gaza juga di blokade secara ekonomi. Pengepungan Israel ini amat sangat sadis dan brutal. 1,5 juta jiwa warga Gaza hari ini kesulitan mendapat makanan dan obat-obatan. Satu-satunya cara melawan genosida Israel ini adalah memblokade balik wilayah Israel baik secara militer maupun ekonomi. Ini bisa di lakukan Dunia Internasional, dalam hal ini PBB, bersana Liga arab, Negara-negara OKI, Uni Eropa, dan semua negara yang peduli dengan terwujudnya perdamaian Palestina. Dunia Internasional harus berani meng-embargo wilayah Israel, agar kecongkakan Negara Yahudi itu dapat dihentikan secepatnya.

Arogansi Zionis Yahudi yang rasis dan kolonis sangat sulit di bendung. Keangkuhan Bangsa Israel itulah, yang membuat mereka tidak pernah bisa hidup berdamai dengan siapapun, dimanapun, dengan agama apapun. Bahkan saat mereka membunuh orang-orang yang tak berdosa di Palestina, Di saat Dunia Internasional dan seluruh masyarakat Dunia turun kejalan mengecam agresi Israel. Negara yahudi itu tetap ngeyel dan tak bergeming dengan segala upaya diplomasi dalam bentuk apapun. Semua pihak yang menginginkan Israel melakukan genjatan senjata, melanjutkan perundingan, dan menciptakan perdamaiaan di Bumi Palestina, di tolak mentak-mentah. Bagi Bangsa pembangkang Israel itu tak ada perundingan lagi, tak ada nilai-nilai kemanusiaan, yang ada hanyalah kesewenang-wenangan dan ambisi kolonialis yang membabi buta.

Embargo Keberutalan Israel

Kebiadaban Israel ternyata tidak sendiri, Negara Zionis itu didukung antek-anteknya dari Negara adidaya yang sama busuknya. Hal ini terlihat dari Resolusi Dewan keamanan PBB tentang agresi Israel, ketika mayoritas masyarakat Dunia minta PBB di beri hukuman, Resolusi itu malah di VETO oleh Amerika dan Inggris. Artinya, dua negara tersebut secara tidak langsung melegalkan pembunuhan masal masyarakat sipil Palestina yang hampir mencapai 700 orang, dan hampir 3000 orang luka-luka. Ditambah kehancuran infrastruktur mulai rumah, masjid, rumah sakit, dan sekolah-sekolah. Hanya karena ingin menghancurkan Hamas, sebuah Bangsa harus di genosida.

Cuma satu cara melawan arogansi militer Israel, yaitu membalas serangan mereka dengan mengepung balik wilayah Israel secara militer, baik melalui darat, laut dan udara. Kekuatan militer Israel harus diatasi oleh kekuatan penyeimbang yang kuatnya, agar kebrutalan Israel dapat dihentikan, dan hal tersebut bisa dilakukan oleh masyarakat Internasional.

Seluruh masyarakat di dunia ini harus turun kejalan, dan menyuarakan pengecaman atas kebrutalan Israel. Media-media di seluruh Dunia, harus terus memberitakan pada Dunia tentang kekejaman yang terjadi di Israel. Solidaritas Dunia internasional juga, perlu di implementasikan dengan menggalang bantuan dana, untuk korban-korban yang berjatuhan akibat perang di Gaza. Seluruh Dunia harus berperan aktif, untuk menekan Israel agar Negara tersebut mau menghentikan blokade militernya di jalur Gaza.

Juga untuk Presiden Amerika terbaru Obama, yang saat kampanye menyuarakan penolakan pada perang dan kekerasan dalam bentuk apapun, dia harus berani menunjukkan sikapnya secara tegas dan konsisten. Agar Dunia Internasional mampu melakukan tindakan tegas, atas agresi Israel di Palestina.

Disisi lain Negara-Negara Arab sebenarnya dapat memainkan peran penting, sebab sesungguhnya mereka memiliki kartu minyak. Selama ini kita tau suplay minyak dari negara Arab sangat besar, mereka menguasai 45% kebutuhan energi minyak Dunia. Seandainya negara-negara arab teluk seperti Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Yordania, Syiria, plus Iran mengeluarkan sikap moral membela Bangsa Palestina, dengan mengurangi produksi minyaknya saja, maka Dunia akan mengalami situasi yang pahit dengan melonjaknya harga minyak. Terutama pada negara-negara industri yang selama ini net importer minyak dari Arab.

Solidaritas Negara-Negara Arab produsen minyak, bila perlu menghentikan suplay minyak sama sekali pada negara-negara Indusri yang mendukung agresi Israel di Palestina. Ini bisa memberi tekanan tidak langsung pada Dunia untuk lebih perduli pada peperangan di Palestina. Supaya Dunia lebih menyadari ada sebuah kejahatan kemanusiaan, dan Dunia diminta tidak hanya dudul, diam, tanpa berbuat sesuatu yang berarti.

Salah satu yang menyebabkan Israel semakin arogan, adalah karena Negara tersebut merasa sangat kuat secara ekonomi dan militer. Orang-orang Yahudi banyak menguasai pedagangan Dunia, bahkan beberapa biang kerok resesi global yang terjadi penyebabnya ada pada tokoh-tokoh Yahudi. Sebut saja Bernard Madoff (Bernie), tokoh terkemuka Yahudi yang terkenal sangat dermawan dan telah memimpin bebagai lembaga sosial Yahudi. Ternyata dia telah menipu banyak investor, dengan investasi bisnis model Ponzi. Bernie, telah berhasil mencuri dan menipu dana nasabahnya hingga 600 triliun. Belum lagi, tokoh2 Yahudi lainnya yang menipu negara-negara Eropa dengan bisnis asuransinya.

Dunia harus mulai menyadari bahwa mengembargo Israel secara ekonomi, adalah sebuah keharusan. Terutama mencegah suplay kebutuhan energi dan peralatan perang yang menunjang kekuatan Israel. Semakin lemah Bangsa Israel secara ekonomi dan militer maka semakin cepat cepat proses perdamaian akan terjadi di Bumi Palestina. Kalau secara ekonomi dan militer Israel berhasil di kebiri, maka dia tidak akan bisa berbuat seenaknya lagi di muka Bumi ini.

Karena itu Liga Arab, OKI, PBB harus segera mengambil langkah tegas menyelesaikan Perang di Palestina. Dunia Internasional harus berani memutuskan segala hubungan diplomatik dan transaksi ekonomi dengan Israel, sampai dia mau menghentikan kekejamannya di Palestina. Putuskan suplay minyak bagi negara-negara importer minyak yang mendukung secara langsung maupun tidak langsung agresi Israel. Embargo wilayah Israel sampai mereka mengembalikan tanah jajahannya pada rakyat Palestina.

Solidaritas Perdamaian Palestina

Bumi Palestina adalah tanah yang memiliki sejarah bagi tiga agama tua di Dunia. Agama yang memiliki akar dari ajaran yang di bawa Ibrahim, ajaran monotheisme yang menjunjung tinggi kemaslahatan, kedamaian, cinta kasih pada sesama manusia. Agama itu adalah Yudaisme (yahudi), Nasrani (kristen), dan Islam. Tetapi kitab suci juga menceritakan, bahwa sejak dahulu Bangsa Israel selalu melakukan pembangkangan, bahkan pembunuhan pada nabi-nabi pembawa risalah.

Bangsa yahudi memang pernah berjaya di Palestina sekitar 1028-933 SM (masa kemasan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman), dan menjelang tahun 721 SM Israel berhasil dilenyapkan oleh tentara Asyur (ini Iraq) yang membuat hancurnya kerajaan Israel. Lebih tragis lagi saat pasukan Romawi menaklukan Palestina dan menduduki Baitul Maqdis. Bangsa Israel terusir dari Palestina, tetapi berhasil menyelamatkan diri ke Mesir, Afrika Utara dan Eropa.

Setelah 25 abad berlalu, sekitar abad ke-19. Perang Dunia I dan Perang Dunia II membawa perubahan nasib bagi Bangsa Israel. Komisi Amerika-Inggris memberi rekomendasi serombongan kaum Yahudi memasuki Palestina, sampai pertengahan abd ke-20 dalam tempo 30 tahun, Bangsa Israel yang berhasil memasuki Palestina, mencapai angka 1400.000 jiwa. Hampir sama dengan jumlah penduduk asli Palestina. Pada tahun 1947, pemenang Perang Dunia II menghadiahkan sebuah Negara Israel di Palestina untuk Yahudi. Dan Israel berlahan-lahan menguasai sedikit demi sedikit wilayah Palestina dengan perang dan membunuhi penduduk asli Palestina.

Lantas, sepantas apakah Zionisme mengklaim Palestina sebagai tanah air besejarah Yahudi, hingga mereka merasa punya “Hak Sejarah” (Histerical Right) atas Bumi Palestina, bukankah sejak abad ke-5 SM Yahudi di Palestina tinggal sedikit, karena sebagian besar dari meraka mengembara keseluruh penjuru Dunia. Pantaskah bangsa yahudi yang telah meninggalkan tanah kelahirannya selama 25 abad, kemudian kembali atas nama “Hak Sejarah” mengagresi wilayah Palestina, membunuhi penduduk aslinya. Penduduk yang sudah menempati Bumi Palestina selama ribuan tahaun dan puluhan generasi.

Pendudukan tanah Palestina secara paksa, adalah Imprealisme Agresor Zionis yang harus dilawan oleh Dunia Internasional. Lebih dari 70% wilayah Palestina dikuasai militer Israel. Kalau Bangsa Yahudi ingin hidup di Palestina, mereka harusnya tunduk pada hukum Palestina.

Perdamaian di Palestina hanya akan terjadi apabila Pemerintah Israel dan palestina berdamai, lalu melebur dalam satu pemerintahan dibawah bendera Palestina. Dua negara itu harus duduk bersama di meja perundingan, dan membuat perjanjian damai. Selesaikan konflik dengan cara dialog bukan peperangan. Semua pihak harus memfokuskan diri pada kesejahteraan dan tegaknya keadilan bagi rakyat Palestina dan yahudi. Hidup rukun dalam satu Negara bernama Palestina.

Rakyat Palestina yang di gempur habis-habisan oleh Israel, sesungguhnya yang paling punya hak hidup di tanah palestina. Sepertiga korban pemboman Isarel adalah anak-anak, ini telah menghancurkan generasi keturunan Palestina. Agresi Israel telah menghancurkan kebudayaan dan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Kejahatan kemanusiaan yang diperbuat Israel, merupakan bentuk pemusnahan sebuah Bangsa yang memiliki nilai historis sejarah dengan tiga agama besar Dunia. Ini harus di hentikan secepatnya. Masyarakat Dunia harus bersatu, dan bersama-sama menyelesaikan persoalan Palestina (Allah Hu Akbar!!!).

Penulis adalah pengamat muda PSTD
(Prisma Study Trans Dimension)
gatotkumuh@yahoo.com
gatotaryo.blogspot.com
gatotaryo.multiply.com
komunitascoretan@yahoogroup.com