Jumat, 29 Agustus 2008

”Nusantara Indonesia Yang Dilematis???”.

Oleh: Gatot Aryo

Bangsa kita adalah Bangsa yang subur dan makmur. Dari Sabang sampai Meroke di penuhi dengan kekayaan alam yang tak ternilai, aneka macam budaya memberikan kilauwan warna-warni indah yang menghiasi setiap jeng-kal tanah di wilayah kita. Tak ada satu pun wilayah, tak ada satu pun tempat di Dunia ini yang memiliki tanah, alam, budaya serta keindahan selain Bangsa kita yaitu Bangsa Indonesia. Tanahnya yang subur hingga kesuburannya...sebuah tongkat dapat menjadi tanaman. Alamnya yang indah dan kaya dapat memberikan kesuburan dan kemakmuran pada rakyatnya, dan tak ada yang seindah Indonesia sehingga orang-orang kulit putih menyebutnya sebagai “Jamrud Khatulistiwa”.

Begitu indah dan hebatnya Indonesia dengan bermilyar-milyar pepohonan dan kekayaan alamnya. Se-hingga ketika kita bicara tentang kesejahteraan, kita tidak perlu takut karena Bangsa kita akan makmur dan mampu mensejahterakan rakyatnya, dengan kekayaan yang ia miliki tampa harus meminta bantuan orang lain.

Tetapi apa yang kita lihat saat ini..., ketika kita mencoba menyusuri dan melihat keadaan Bangsa ini be-berapa tahun kebelakang. Kesuburan tanahnya sadikit-sedikit mulai hilang oleh industralisasi-industrialisasi yang bertebaran dimana-mana tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem, tanpa memperhatikan ling-kungan sekitarnya..., yang ada hanya keinginan untuk mengexploitasi sumber daya alam dan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan sebanyak-banyak nya. Untuk sebuah keuntungan segelintir orang mereka juga tidak memperdulikan masyarakat sekitarnya yang menderita penyakit sesak nafas bahkan paru-paru..., semua itu akibat jutaan ton gas yang keluar dari cerob-ong asap pabrik-pabrik yang mereka buat, akibat polusi ada diantara rakyat Indonesia ini yang menderita penyakit kulit bahkan meninggal akibat keracunan oleh limbah-limbah industri yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik mereka. Juga sampah-sampah organik yang kira-kira selama 200 tahun tidak akan pernah membusuk.

Yang akhirnya sedikit demi sedikit terjadi kekumuhan-kekumuhan, daerah kumuh yang kotor dan sangat menjijikan bermunculan dimana-mana. Dan masyarakat kita menjadi masyarakat yang jorok, miskin, kurang gizi, kotor, dekil dan berdebu. Coba renungkan..., apakah itu pantas di sebut sebuah masyarakat..., apalagi untuk sebuah masyarakat yang beradab, yang maju, dan memi-liki ilmu pengetahuan yang hebat, serta teknologi yang mutakhir. Saya khawatir apakah modernisme yang membudaya di Negeri ini dapat memberikan kesejah-teraan, kesehatan, dan ketentraman bagi seluruh rak-yat Indonesia atau justru malah sebaliknya.

Alam raya Indonesia pun semakin habis, sedikit demi sedikit alam kita terkikis habis oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, pengexploitasian sumber daya alam, seperti penebangan hutan-hutan, barang tambang emas, nikel, perak, perunggu, dan yang palih parah yaitu kejahatan-kejahatan lingkungan yang membuat berjuta-juta sumberdaya alam dan keaneka-ragaman hayati yang dimiliki alam kita musnah , hancur dan habis tak tersisa. Ini sangat merugukan bagi Bangsa Indonesia, bahkan Negara-negara disekitar kita.

Intinya..., kekayaan yang kita miliki bukannya mem-bahagiakan dan mensejahterakan rakyat Indonesia , tapi justru sebaliknya mebuat rakyat kita menderita bahkan Negeri ini mendapatkan hujatan-hujatan dari Negara tetangga akibat kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan. Bahkan begitu banyaknya sumber daya alam yang terkuras habis, tapi apa yang kita dapatkan...?, rakyat masih banyak sekali yang kelaparan, kekurangan pendidikan bahkan kekurangan gizi. Sedangkan hasil sumberdaya alam yang sampai saat ini di kuras terus, entah kemana perginya.

Ternyata kekayaan tersebut hanya di kuasai oleh kelompok-kelompok tertentu yang egois dan mementingkan diri sendiri, sedangkan disekitarnya rakyat menjerit, berontak, mereka ingin sesuap nasi untuk menyambung hidup mereka, mereka butuh udara segar untuk bernafas. Tetapi apa yang mereka lakukan ketika mereka melihat hal-hal tersebut..., bukannya membantu untuk menolong kehidupan rakyat yang menderita kelaparan, tetapi malah sebaliknya menambah pen-deritaan rakyat melalui cerobong asap, limbah industri, dan perbuatan-perbuatan lain yang menyengsarakan dan menyiksa kehidupan rakyat, seperti kebijakan menaik-kan harga BBM, tarif Listrik, tarif Telepon, kebijakan Penggusuran dan lain sebagainya.

Dulu rakyat kita menderita, kekurangan pangan bahkan kerja paksa akibat penjajahan yang di lakukan oleh Belanda dan Jepang. Itu mungkin hal yang wajar karena kita dijajah, tetapi saat ini apa yang kita dapat-kan...?rakyat menderita, menjerit kesakitan karena kelaparan, wabah penyakit bahkan kematian. Itu akibat perbuatan rakyat kita sendiri, akibat jajahan orang-orang kita sendiri........! begitu hinanya Bangsa kita yang tega sekali membuat kesedihan, kemelaratan, menyakiti rakyat kita sendiri. Kemana jiwa gotong royong kita...?, kemana jiwa kemanusiaan kita...?, apakah Bangsa kita seegois itu...?, apakah Bangsa kita sebejad itu...?, hingga tega menbunuh saudaranya sendiri. “KEMANA...?”.

Ketika pemilu mereka sering sekali mempropagan-dakan bahwa kita sebagai Bangsa yang berjiwa Pancasila kita harus bekerja sama, gotong-royong, toleransi dan lain sebagainya. Tapi apa yang kita lihat?, apakah me-reka melakukan sesuai dengan apa yang mereka katakan!. Demi Gunung-Gunung yang mengisap awan di langit yang mereka lakukan justru sebaliknya dari apa yang mereka katakan......!. Dimana moral Bangsa kita...?, apakah kita masih memilikinya...!, atau mungkin benar orang-orang yang mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang mirip binatang..., barbar..., jadi apa fungsi Pancasila..., kesejahteraan..., keadilan..., kesatuan..., kemanusiaan bahkan ketuhanan...!, Coba renungkan MAU APA BANGSA KITA INI......?. Apakah tetap dengan kerusakan moralitas di segala bidang dan di seluruh lapisan

Bangsa kita ini berasal dari berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Corak bahasa, sikap,dan ting-kah laku rakyat Indonesia menghiasi keindahan nusantara alam Negeri ini. Walaupun kita berbeda tapi kita mempunyai banyak persamaan yang membuat Bangsa kita bersatu antara lain latar belakang historis sebagai bangsa yang terjajah, Agama, dan persatuan dalam satu pernyataan sumpah pemuda yang mencerminkan bahwa kita adalah satu. Yaitu ber Bahasa satu, ber Tanah Air satu, dan ber Bangsa satu Bangsa Indonesia.

Tetapi bisakah kita melihat dengan jelas...bagai mana keadaan bangsa kita sekarang ini, sifat sukuisme, etnosentrisme, individualisme sampai primodialisme-primodialisme yang menjamur dengan suburnya di Negeri ini. Kemudian bagaimana kita menanggapi hal-hal seperti ini, keretakan–keretakan persaudaraan mulai terlihat sedikit demi sedikit dan lama-lama akan meng-hancurkan persatuan dan kesatuan Bangsa ini, pertikaian antar suku, pertikaiaan antar Agama, pertikaian antar Ideologi, sikap individualistis orang-orang per-kotaan, sampai kecintaan pada organisasi, partai politik yang membuat rakyat Indonesia menjadi berblok-blok, bersekat-sekat. Sehingga yang terjadi adalah perang kepentingan antara kelompok-kelompok yang ada...?!, benar-benar suatu keadaan yang sangat hina dan menyedihkan.

Coba renungkan..., untuk anda-anda yang ada didepan sini...Apa sih yang menjadi kesalahan saat ini sehingga semuanya ini bisa terjadi. Dan jangan malah mencari-cari pembenaran Pemerintah, tapi coba renungi apa-apa saja yang membuat Bangsa ini diambang kehancuran. Kalau saya di izinkan memberi suatu masukan bagi Pemerintah ada dua hal yang selalu menjadi kesalahan Pemerintah saat ini. Yang pertama, yaitu kesewenag-wenangan yang selalu di perbuat oleh Peme-rintah. Pemerintah saat ini selalu melakukan segala sesuatu denga seenaknya dan sesuka hatinya tanpa memperdulikan tindakannya itu merugikan atau menyengsarakan rakyat, kemudian Pemerintah juga tidak mau perduli dengan penderitaan rakyat. Yang kedua, yaitu ketidakadilan yang selalu di perbuat oleh Peme-rintah. Selama ini kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk menguntungkan kepentingan Pemerintah tetapi dilain sisi justru malah menyengsarakan dan menyakiti kehidupan rakyat.

Saya kira hal-hal tersebutlah yang membuat hancurnya sistem politik di Indonesia saat ini, selama dua hal tadi yaitu kesewenang-wenangan dan ketidakadilan pemerintah tidak di hilangkan, maka selama itu pula permasalahan-permasalahan di Negeri ini tidak akan selesai, malah akan memunculkan permasalahan-perma-salahan baru, yang berlarut-larut seperti yang banyak terjadi saat ini.

Kehidupan perpolitikan di Negeri ini pun sangat menyiksa hati rakyat, para wakil rakyat dan pejabat Pemerintahan sudah tidak memiliki hati nurani lagi. Ua-ng dan kekuasaan telah membutakan mereka semua, akibatnya yang terjadi di Negara kita hanyalah sikut-sikutan, hujat-hujatan, tuduh menuduh. Sehingga muncul banyak sekali pertarungan–pertarungan elit, konflik-konflik yang tidak sehat. Yang berakibat pada benci-membenci, kucuran darah, bakar-bakaran sampai bunuh-bnuhan. Coba renungi...dimana jiwa mu wahai PEMIMPIN BANGSA dimana?......, apakah kalian tidak melihat penderitaan rakyat...?, apakah kalian tidak me-lihat jeritan hati rakyat...?, Apakah kalian sudah merasa benar dengan tindakan itu...?!.

Anda mungkin memiliki loyalitas dan dedikasi ynag tinggi terhadap Bangsa ini. Tetapi anda lupa satu hal yang harus ditanam di dalam jiwa seorang ksatria Bang-sa, yaitu “Mau Mengakui Kesalahan”. Anda mungkin saat ini sedang mengunakan baju ksatria atau menjadi seorang Pemimpin Bangsa, tetapi toh...? kenapa anda lupa dengan sikap ksatria, seorang ksatria wajar kalau dia melakukan suatu kesalahan toh...! dia seorang manusia yang tidak pernah terhindar dari berbuat kesalahan, tetapi yang paling penting adalah ksatria tersebut mau mengakui kesalahan, karena itulah sebe-narnya sifat yang paling luhur dari seorang “Ksatria Bangsa”.

Kemudian budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pun masih membudaya di seluruh lapisan Pemerintahan, saat ini sudah tidak ada lagi kejujuran, nilai-nilai luhur dan profesionalisme dalam Eksekutif, legislatif, Yudik-tif maupun Birokrasi. Kebanyakan mereka hanya memen-tingkan diri sendiri dan hawa nafsunya, dan larangan Tuhan pun tidak mereka indahkan mungkin hanya seba-gai penghias kulit luar sebagai sebuah kamuflase untuk membohongi rakyat.

Dan masih banyak hal yang harus saya sampaikan, tetapi semuanya itu berintikan pada satu hal, jangan lah menjadi penghianat Bangsa dan janganlah merusak Negeri kami, saya hanya berharap Bangsa Indonesia ini khususnya Pemerintahan sekarang mau sadar untuk mengintrospeksi diri hingga dapat mema-hami dan mengakui kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat baik sengaja maupun tidak di sengaja. Kemudiaan berjanji dalam hatinya...masing-masing, bahwa sisa hidup mereka yang memiliki jiwa sebagai seorang Ksatria Bangsa akan digunakan untuk memberikan kesjahteraan pada rakyat bukan untuk kembali menyengsarakan rakyat!

Tidak ada komentar: